Saya punya seorang kawan yang
sedang dalam proses pendidikan di sebuah perusahaan. Kawan saya ini sebenarnya
cukup pandai, terbukti dengan nilai-nilainya yang tergolong tinggi didalam proses
pendidikan tersebut sehingga dia termasuk di dalam peringkat teratas di kelas. namun
dia terbiasa berpikir negatif dulu ketika menghadapi sesuatu. Hal ini sudah
tertanam dalam dirinya sejak kecil dan tidak ada yang mengingatkan dirinya akan
bahaya berpikir negatif ini. Singkat cerita dia akan menghadapi ujian akhir
dari proses pendidikan yang sedang dia tempuh tersebut, namun sudah sejak dua
minggu sebelum Hari ujiannya akan dilaksanakan, dia sudah memikirkan
kemungkinan-kemungkinan yang akan dia hadapi bila dia gagal ujian nanti. Pikirannya ini terus menghantui dirinya
hingga menjelang detik-detik hari mendekati ujian yang akan menentukan nasibnya
itu. Dia beberapa kali meminta masukan
kepada diri saya, namun masukan dari saya untuk menghindari pikiran negatif seakan
membentur tembok yang tebal karena dia
merasa bahwa pikiran negatif itulah yang membuatnya sampai bisa dititik
sekarang ini. Dia menganggap bahwa pikiran negatif itu menjaga dirinya untuk
tetap berhati-hati. Singkat cerita, akhirnya pada saat ujian, rekan saya ini
akhirnya benar-benar gagal. Ketika saya mencoba bertanya perasaannya ketika
gagal itu, satu hal yang dia katakan pada saya adalah bahwa dia sudah menduga
bahwa dia memang akan gagal sebelumnya.
Pertanyaan saya ketika itu pada
diri saya sendiri adalah : jadi rekan saya ini menduga kegagalannya sendiri?
perlukah memperkirakan atau menduga kegagalan diri kita sendiri? apakah tidak
lebih baik bila yang kita lakukan justru mencoba memperkirakan kesuksesan atau
keberhasilan kita?
Saya pernah melihat video
motivasi dari pak Mario Teguh. Pesannya kira-kira begini : Jika kita ingin
melempar, maka pikirkan kita mengenai sasaran. Jangan pikirkan kita akan
meleset, karena jika kita akan melempar namun yang kita pikirkan adalah kita
akan meleset ya kita akan benar-benar meleset. Sama halnya dengan ketika kita berpikir
negatif, Bila kita membiasakan berpikir
negatif dalam menghadapi sebuah kondisi, maka yang cenderung akan terjadi
adalah hal yang negatif itu. Karena tanpa sadar dalam pikiran kita cenderung
makin dipenuhi oleh pikiran-pikiran negatif yang kemudian akan menjadi
pembenaran bagi diri kita ketika hal negatif itu terjadi. Ketika kita berpikir
negatif, sebenarnya kita sedang mempersiapkan diri kita untuk menjadikan hal
negatif itu menjadi nyata. Kisah kawan saya tadi itu salah satu contohnya.
Lantas, bagaimana caranya agar
kita bisa menghindari pikiran negatif
Cara yang paling utama adalah
dengan “Jangan berpikir negatif”. hehehe. simpel kan? Jika kita ingin sukses,
ya fokuslah pada pikiran untuk sukses, jika kita ingin berhasil ya fokus hanya
pada pikiran berhasil. Karena fokus pada pikiran untuk berhasil akan membuat
diri kita merasa lebih tertantang dan nyaman untuk mengeluarkan kemampuan dan
usaha terbaik kita. Beda ceritanya ketika kita cenderung berpikir negatif, kita
akan merasa tidak nyaman, takut dan bahkan pesimis sehingga tanpa disadari menghambat
diri kita untuk mampu mengeluarkan usaha terbaik kita
Yang kedua adalah dengan mencoba
berpikir tidak hanya dari satu sisi. Ketika kita berusaha sebenarnya ada dua
kemungkinan dari usaha kita, yaitu usaha kita berhasil ataupun gagal. Kemungkinan
ini sama besarnya yang itu artinya kemungkinan untuk berhasil dan gagal itu
sama besarnya, tinggal kita mau memaksimalkan usaha kita atau tidak untuk
meraihnya. Jadi, jangan sampai kita berpendapat bahwa dalam usaha kita itu
pasti akan berujung pada kegagalan atau berpikir negatif terlebih dahulu sebelum
mengeluarkan usaha terbaik yang kita lakukan karena berhasil atau gagal itu
sendiri sebenarnya faktor penentunya adalah usaha yang kita berikan dan
maksimalkan.
Dan yang terakhir adalah dengan
cara fokus hanya pada usaha yang bisa dilakukan, jangan berpikir kegagalan dulu.
Setidaknya maksimalkan usaha yang bisa kita lakukan, masalah hasil nanti ya
serahkan pada Tuhan. Kalaupun ternyata usaha kita itu tetap berujung kegagalan,
maka selalu ingatlah bahwa manusia itu memang tempatnya berupaya dan berusaha,
namun masalah hasilnya bukan jadi wewenang manusia, melainkan wewenang Tuhan
yang menciptakan segalanya. Setidaknya dari kegagalan itu ada pembelajaran yang
bisa kita ambil dalam rangka melanjutkan usaha kita selanjutnya.
Jadi, Kita harus ingat bahwa
manusia sepintar apapun itu tetaplah manusia biasa dengan segala
keterbatasannya. Yaitu Keterbatasan dan ketidakmampuan untuk memastikan hasil
dari sebuah proses yang telah manusia lakukan. Jadi jangan sampai kita berpikir
negatif dan merasa bahwa nanti kita akan gagal sebelum kita mencoba berupaya,
karena itu sama saja kita berupaya menyaingi Tuhan sebagai penentu hasil usaha
manusia di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar