Pria kelahiran Makassar, 5 Maret 1956 ini sejak kecil terkenal cerdas. Sempat bersekolah di New Trier West High (Sekolah Setingkat SMA) Amerika di jurusan Arsitektur pada tahun 1975. Lulus dari sana, ia kemudian kembali ke Indonesia dan melanjutkan kuliahnya di IKIP di jurusan Linguistik dan Pendidikan Bahasa Inggris. Dari Indonesia, ia kemudian memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Jepang, hingga kemudian pindah ke Amerika dan kuliah di Indiana University, di jurusan Operations Systems hingga tamat pada tahun 1983 dengan gelar MBA di usianya yang ke 27 tahun.
Segala macam jabatan prestisius di berbagai Bank pernah disandangnya yang salah satunya pernah bekerja sebagai sebagai Head of Manager, BIMC. Kemudian ke Indonesia dan ditarik bekerja sebagai Head Of Sales di Citibank Indonesia dari tahun 1983 hingga tahun 1986.
Pengalamannya yang banyak dalam bidang bisnis menjadikannya menjadi pembicara di program Business Art di O'Channel di tahun 2007, Karena kepiawaiannya dalam berbicara menyusun kalimat-kalimat yang bagus serta karakternya yang kalem, sopan serta menyenangkan membuatnya ditawari sebagai motivator di acara Metro TV yang berjudul 'Mario Teguh Golden Ways'. Dari program acara itulah nama Mario Teguh kemudian dikenal luas oleh masyarakat. Hingga ia kemudian dinobatkan sebagai motivator dengan bayaran termahal di Indonesia.
Program acaranya sendiri memiliki rating yang sangat baik dan banyak ditonton oleh berbagai lapisan masyarakat. Tidak hanya orang tua, namun anak muda juga turut menggemari acaranya karena banyak memiliki pesan-pesan yang positif dalam kehidupan.
Namun, beberapa waktu lalu publik dikejutkan dengan ramainya pemberitaan negatif mengenai sosok motivator indonesia yang cukup fenomenal ini. Ya, sang Mario Teguh akhirnya tumbang diterjang pemberitaan isu negatif yang beredar di masyarakat hingga akhirnya kini Mario Teguh pun perlahan kehilangan para penggemarnya. Setiap kalimat motivasi yang dibagikannya, kini tidak lagi memiliki nilai inspirasi bagi para pendukungnya yang terlanjur kecewa.
Apa sebenarnya yang terjadi? Bagaimana bisa sosok yang dulunya sangat dikagumi dalam hal memberikan motivasi, mendadak kehilangan kemampuannya dalam memberikan motivasi? Dari kejadian ini kita dapat belajar bahwa ternyata motivasi yang kita berikan, sebenarnya juga membutuhkan sebuah keteladanan.
Sehebat apapun orang tersebut berbicara, jika tidak dibarengi dengan penerapan yang baik didalam aktifitasnya sehari-hari, maka pada akhirnya setiap kalimatnya tidak akan memotivasi orang lain. karena motivasi itu bukan sekedar melalui sebuah ucapan, melainkan melalui tindakan yang kita tunjukkan. Itu juga yang menjelaskan bagaimana Gerakan Indonesia Mengajar mampu memotivasi orang lain untuk mengajar jauh di pedalaman, karena mereka terinspirasi dan termotivasi oleh keteladanan dan tindakan yang gerakan tersebut ciptakan.
Maka, jika kita ingin memberikan motivasi kepada orang lain, tidak harus dengan cara mengeluarkan kalimat indah didalam hari-hari kita, karena sebenarnya dapat kita lakukan dengan memberikan contoh pada lingkungan sekitar kita tentang bagaimana menciptakan kebermanfaatan dan kebaikan yang seluas-luasnya pada sesama.
0 komentar:
Posting Komentar