Kemarin, saya berkesempatan ke daerah jakarta pusat untuk bertemu dengan beberapa rekan saya dan membahas beberapa project yang akan saya kerjakan ke depannya. Perjalanan saya seperti biasa menggunakan sarana transportasi massal yaitu KRL (Kereta Rel Listrik) atau yang sering disebut sebagai Commuter Line.
Saya memang lebih suka menggunakan jasa KRL karena biasanya saya bisa menemukan pengalaman dan pembelajaran didalam perjalanan saya. Sama seperti pada momen kali ini yang seakan mengingatkan dan memberikan pelajaran pada saya tentang penilaian pribadi terhadap seseorang yang hanya berdasarkan dari apa yang tampak dari luar itu seringkali salah.
Suasana didalam KRL kali ini tidak terlalu ramai walaupun semua kursi sudah terisi. Saya sendiri tidak mendapatkan tempat duduk sehingga terpaksa harus berdiri. Di salah satu stasiun tiba-tiba masuklah dua orang yang tampaknya menarik perhatian saya dan orang lain disekitar saya. Kedua orang ini tampak bertato dan terlihat jelas berjenis kelamin laki-laki.
Beberapa detik setelah mengamati keduanya, saya akhirnya sadar apa yang menarik dari kedua orang ini, yaitu mereka menggunakan rok dan pakaian wanita. Mereka berdua menjinjing sound system berukuran mini di tangan mereka yang terlihat cukup berotot.
Tentunya kedua orang ini menarik perhatian orang lain disekitarnya. Bahkan beberapa orang disekitar mereka terlihat menjauh. Entah merasa risih atau mungkin takut diganggu oleh kedua orang itu. Saya sendiri tidak merasa terganggu walaupun saya berdiri cukup dekat dengan kedua orang itu. Saya justru penasaran dengan apa yang kan mereka lakukan didalam KRL.
Hal pertama yang mereka lakukan setelah masuk kedalam KRL adalah menegur lelaki yang duduk di kursi prioritas yang memang selalu ada di tiap gerbong KRL. Kursi prioritas ini biasanya diperuntukkan khusus bagi anak-anak, lansia dan ibu hamil didalam KRL. Setelah menegur lelaki yang duduk di kursi prioritas, kedua orang ini kemudian menoleh dan memanggil seorang wanita berusia lanjut yang baru saja masuk dan belum mendapatkan tempat duduk.
Setelah sang wanita ini duduk, kedua orang ini kemudian mengingatkan pada penumpang lain di sekitarnya tentang penggunaan kursi prioritas ini di tiap gerbong KRL. Beberapa saat kemudian kedua orang ini turun di stasiun selanjutnya dan tampaknya bersiap untuk melanjutkan aktifitas mereka.
Saya cukup surprise dengan apa yang dilakukan oleh kedua orang tadi. Bagi saya, ini adalah cerminan bahwa kita tidak bisa menjudge seseorang dari apa yang terlihat di luarnya saja. walau secara kasat mata, kedua orang ini memang tergolong “aneh” di mata lingkungan sekitarnya, namun mereka memiliki sesuatu yang lebih bila dibandingkan dengan orang pada umumnya, yaitu mereka memiliki kepekaan lebih terhadap sesamanya dan berani memperjuangkan sesuatu yang mereka yakini dengan tindakan mereka tadi.
Seberapa sering kira-kira kita menilai seseorang itu baik atau buruk dari penampilannya? Penampilan itu memang penting, namun dia belumlah tepat untuk digunakan sepenuhnya dalam melakukan penilaian terhadap seseorang. Kita memerlukan pengamatan lebih dalam untuk menilai seseorang yang itu tidak hanya berdasarkan apa yang tampak di luarnya.
Sayangnya didalam menjalankan rutinitas sehari-hari, tanpa disadari kita cenderung lebih suka melihat sekilas dari luar dan kemudian ditambah dari melihat pendapat orang disekitar kita untuk kemudian melakukan penilaian pribadi. Padahal pendapat dari orang di sekitar kita ini sendiri belum tentu tepat.
Lantas apa yang perlu kita perbuat dengan situasi diatas? Apakah kita tidak boleh membuat penilaian pribadi? Tentu saja penilaian pribadi itu diperbolehkan karena pada dasarnya manusia memang selalu membuat penilaian pribadi terhadap orang lain disekitarnya. Namun yang perlu kita perhatikan adalah kita harus berhati-hati dalam membuat sebuah penilaian. Karena cara kita menilai sesuatu itu akan menentukan kualitas diri kita.
Jangan sampai kita terlalu mudah membuat penilaian yang salah kepada orang lain yang akhirnya membuat kredibilitas kita berkurang dan kita akhirnya hanya dianggap sebagai orang yang perkataannya tidak berkualitas dan tidak bijaksana dalam menilai sesuatu. Pada akhirnya perilaku kita tersebut justru akan membuat orang lain kehilangan kepercayaan pada diri kita..
Semoga bermanfaat :)
0 komentar:
Posting Komentar