Tahun-tahunku di perusahaan ini berjalan dengan penuh kejadian, tekanan dan tantangan. Yang pasti, selalu ada perubahan kearah yang lebih baik entah itu dari segi fisik, ruang kerja, maupun manusianya.
Tapi ada satu hal yang tetap ada sampai sekarang. Hal yang membuatku setiap hari melangkah masuk ke gedung kantor dengan hati yang ringan dan senang. Tak perduli seberapa malasnya bangun pagi, seberapa mengesalkannya perjalanan penuh macet ke kantor, semuanya menjadi hilang tak berbekas ketika sampai di kantor dan bertemu dengan bapak-bapak satpam dan rekan-rekan resepsionis.
Setiap hari, mereka selalu tersenyum hangat dan mengucapkan, “Selamat pagi!” Sapaan dan senyuman mereka menular dan membuatku ingin menyapa rekan-rekan yang lain ketika sampai di ruang kerja. Sungguh senang kalau bisa memulai hari dengan hati yang riang dan ceria
Kebahagiaan ternyata menyebar didalam lingkungan pekerjaan. Itulah yang terlihat jelas dari kisah salah satu karyawan perusahaan Nutrifood yang diceritakan dalam buku “Rumah Kedua.” Di awali oleh senyuman dan ucapan dari resepsionis dan satpam, ternyata membuat setiap karyawan merasakan aura kebahagiaan dan ingin membaginya pada lingkungan. Coba bayangkan bila setiap orang memiliki kesadaran yang sama tentang pentingnya membagi kebahagiaan yang sederhana seperti kisah diatas, maka pasti lingkungan pekerjaan kita akan menjadi tempat yang sangat nyaman
Hampir sepertiga kehidupan yang kita jalani sehari-hari dihabiskan didalam lingkungan pekerjaan. Sehingga sudah seharusnya kita menjadikan lingkungan pekerjaan kita menjadi lingkungan yang menyenangkan. Tak perlu berharap orang lain untuk memulai, karena dari kisah diatas, kebahagiaan dan senyuman yang diberikan oleh satpam dan resepsionis kantor ternyata menular pada semua orang didalam lingkungan pekerjaannya.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimanakah diri kita saat ini? Sudahkah kita menyebarkan antusiasme kita didalam lingkungan pekerjaan? Atau jangan-jangan, justru kita meluapkan kekesalan kita didalam pekerjaan hingga akhirnya lingkungan kita merasakan ketidaknyamanan??
Bukankah Sesuatu yang baik itu pada dasarnya harus dimulai dari diri kita sendiri? lantas kenapa kita harus menunggu orang lain yang menciptakan hal baik tersebut?
0 komentar:
Posting Komentar