Ada yang pernah bilang pada saya bahwa kunci keberhasilan adalah fokus pada proses dan persiapan yang matang. Namun kejadian yang baru saja alami beberapa hari lalu seakan membuka pandangan saya lebih luas, yaitu kesuksesan sebuah tim tidak hanya dibentuk dari persiapan dan proses yang matang, melainkan juga dibentuk melalui kedekatan hati dan kekuatan visi.
Kisahnya dimulai sekitar sebulan yang lalu ketika tanpa sengaja saya diundang masuk ke dalam sebuah grup yang diminta untuk memberikan penampilan dalam “Art War” di acara kopdar Stifin Nasional, yaitu sebuah acara pertemuan rutin komunitas Stifin se Indonesia. Grup yang beranggotakan 9 orang ini terdiri dari 2 orang admin dan 7 orang yang nantinya akan tampil. Dari 9 orang tersebut, 1 diantaranya berdomisili di Batam, 2 domisili bandung dan sisanya berada di lingkungan Jabodetabek. Perbedaan lokasi domisili tentunya memiliki potensi kesulitan tersendiri dalam sebuah koordinasi, pikir saya ketika itu. Singkat cerita, grup kami pun mulai beraktifitas. Dimulai dengan perkenalan diri, dijalani dengan obrolan antar pribadi dan diselingi dengan pembahasan tentang penampilan kami menjadi rutinitas sehari-hari. Selama persiapan, kami terhitung hanya dua kali mengadakan pertemuan secara langsung yang itupun hanya dihadiri oleh beberapa personil yang berdomisili di jakarta sedangkan sisanya tidak bisa hadir karena lokasi geografis yang kurang mendukung. Ketika pertemuan secara langsung pun tidak banyak pembahasan yang kami lakukan tentang persiapan acara. Dalam pertemuan, kami lebih cenderung menggunakan waktu kami untuk ngobrol dan bersenda gurau bersama. Kebetulan memang kami yang tergabung dalam grup, memiliki kegemaran yang sama, yaitu gemar mengobrol dan sedikit lebay yang menurut ilmu stifin, kami digolongkan ke dalam pemilik mesin kecerdasan Feeling. Sehingga memang tak mengherankan apabila kemudian ketika pertemuan secara langsung, tanpa kami sadari waktu yang ada hanya dihabiskan untuk mengobrol dan sharing tentang aktifitas kami masing-masing. Tanpa terasa, waktu tampil pun kian dekat tanpa kami pernah sekalipun mempraktikkan konsep penampilan kami secara langsung dan sejujurnya konsep kami pun belum benar-benar matang. Jadi, bisa dibilang persiapan kami cukup minim. Sehari sebelum penampilan, saya pun mulai merasa was-was apakah penampilan kami bisa maksimal nantinya.
Saya akan skip kondisi ketika kami penampilan.
Saya akan langsung melanjutkan kisah ini, beberapa saat ketika acara usai, dan beberapa penonton memberikan testimoninya pada penampilan kami yang baru saja usai, yaitu :
- Tim Feeling keren + Heboh
- Beneran, kalo gak ada tim artwar feeling ini acara bakal garing banget
- Saya nggak bisa berkata-kata melihat persiapan dan penampilan mereka di panggung
Dan banyak penonton yang mengucapkan selamat pada tim kami.
Bisakah rekan-rekan pembaca menebak bagaimana penampilan kami dari beberapa komentar diatas?
Ya benar sekali, penampilan kami hari itu sukses membuat audience tertawa dan terhanyut didalam acaranya. Jika saya kemudian di tanya, apakah yang membuat kesuksesan penampilan kami hari itu adalah karena persiapan yang matang, tentu dari cerita diatas sudah bisa ditebak kalau persiapan kami belumlah matang. Lantas apa yang membuat kami bisa memberikan penampilan terbaik kami? jawabannya adalah karena adanya kedekatan hati dan kekuatan visi
Kedekatan Hati :
Kedekatan hati diantara kami, membuat kami jadi saling mengisi. Kami tidak berusaha saling menyalahkan rekan se tim kami bila ada sesuatu yang dianggap kurang tepat. Tapi kami saling mengisi, menguatkan dan saling membantu untuk mencapai tujuan kami. ada pepatah yang mengatakan bahwa “ini bukanlah tentang kemampuanku atau kemampuanmu, melainkan ini tentang kemampuan kita”. Artinya kedekatan hati membuat diantara kami tidak lagi mempermasalahkan ego pribadi, namun telah berubah menjadi semangat untuk saling mengisi demi memberikan yang terbaik kepada para audience kami.
Kekuatan Visi :
Visi mampu membuat kita mengeluarkan kemampuan terbaik yang kita miliki. Dengan memiliki visi, kita akan selalu tau tujuan kita dan jadi mampu merancang langkah yang kita perlukan untuk mencapai visi tersebut. Sama seperti apa yang kami rasakan didalam penampilan kami. kami memang belum pernah berlatih sekalipun tentang apa yang kami lakukan di panggung nanti, namun kami semua sama-sama mengetahui dan menyepakati visi atau tujuan bersama yang ingin kami raih di dalam penampilan tim kami, sehingga hal ini menciptakan harmonisasi didalam tim kami sehingga masing-masing dari kami mengeluarkan kemampuan terbaiknya didalam mencapai tujuan tim yang telah disepakati itu.
Jadi, bagi rekan-rekan pembaca yang mungkin sedang didalam proses membangun sebuah grup menuju penampilan terbaiknya baik itu di dalam maupun di luar perusahaan atau organisasi lainnya, jangan hanya terfokus pada persiapan teknis yang terlihat dari anggota tim, melainkan fokus jugalah pada bagaimana membangun kedekatan hati antar personil yang dibentuk diatas pondasi visi yang jelas dan mampu menggerakkan seluruh anggota tim untuk ikut ambil bagian didalamnya, karena disitulah pintu keberhasilan akan senantiasa terbuka.
Foto Beberapa saat sesudah tampil
Terimakasih....
Tulisan ini dipersembahkan khusus untuk Tim “Art War” Feeling :
Kang Dimmy, Mbak Ely, Kang Deden, Mbak Dwi, Mas Julman, Bang Radit, mbak Neeta, dan mbak Sri
di Kopdar Stifin tahun 2016
Ivandhana
kerON mas Ivan. salam suksesmulia
BalasHapusTerharu sy bacanya
BalasHapusTerharu sy bacanya
BalasHapus@Mas Julman : makasih mas jul :) Salam Sukses Mulia
BalasHapus@Omben : saya nulisnya juga terharu ini om :)
Terasa banget kalo tulisannya feelling... Very useful article . I enjoyed your article mas Ivan..
BalasHapusKerON euy...
@Dian : kerasa banget kalo feeling ya? hehehe. makasih buat penyemangatnya. menambah semangat saya untuk makin sering berbagi melalui tulisan saya nih :)
BalasHapus