"Tidak ada seseorang pun didunia ini yang ingin jatuh pada kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, namun bagi beberapa orang lain di luar sana,mereka membutuhkan beberapa kesalahan lagi untuk memperoleh hasil yang memang mereka inginkan di masa depan"
kalimat diatas mendadak muncul tatkala saya secara tidak sengaja membaca sekilas status update seorang kawan di sebuah media sosial mengenai manusia yang selalu belajar dari kesalahan dan seharusnya tidak jatuh pada tingkat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. sebenarnya status salah satu kawan saya ini tidaklah salah,karena memang kata mutiara seperti yang diungkapkannya sudah sering keluar di beberapa buku motivasi yang juga saya baca. hanya saja kali ini saya ingin mencoba memberikan sudut pandang lain dari kata mutiara tersebut menurut pemahaman saya sendiri. semoga kalimat seperti yang saya tulis diatas ini bisa sesuai dengan apa yang juga dirasakan pembaca sekalian dan juga bisa melengkapi banyak kalimat motivasi lainnya yang sudah pernah pembaca sekalian baca sehingga mampu menguatkan hati pembaca sendiri :)
Penjelasan untuk kalimat motivasi diatas sebenarnya cukup simpel, karena kita tahu bahwa manusia bisa saja berusaha,namun tetap Tuhan lah yang menentukan segalanya. bisa saja kita tidak boleh jatuh pada kesalahan yang sama untuk kedua kalinya dan harus belajar dari kesalahan kita tersebut. tapi yang perlu kita ingat lagi-lagi adalah tetap saja ada keterbatasan dalam diri kita sebagai seorang manusia yang dalam hal ini mengenai usaha yang telah kita lakukan. sekuat apapun manusia berusaha untuk tidak jatuh pada kesalahan yang sama,Tuhan tetaplah penentu segalanya. Dia lah yang berhak menentukan apakah usaha kita nantinya berhasil ataukah tidak. mungkin Tuhan mengharuskan kita gagal untuk kedua,ketiga,keempat dan seterusnya agar kita berusaha lebih baik lagi dan jadi lebih siap untuk memperoleh keberhasilan yang memang kita harapkan itu di masa depan. inilah yang kemudian mengharuskan usaha kita kemudian didukung dengan doa. karena bagaimanapun kita berusaha, kita akan kembali lagi pada pemahaman bahwa bukan kitalah yang menentukan segalanya.
Jadi, dari beberapa penjelasan saya diatas, intinya adalah kita boleh saja terpaku pada usaha kita dan merasa bahwa usaha kita untuk menghindari sebuah kesalahan yang sama sudah maksimal untuk kali ini,namun jangan sampai perasaan puas karena sudah melakukan yang maksimal untuk menghindari kesalahan yang sama tersebut kemudian membuat diri kita mengabaikan keterbatasan diri kita sebagai seorang manusia yang pada hakikatnya bukanlah penentu segalanya.
Sekian tulisan saya pada kesempatan kali ini,semoga bisa sedikit bermanfaat untuk menambah khazanah pemahaman kita semua :)
0 komentar:
Posting Komentar