• PERASAAN dan sebuah KERELAAN


    Cinta itu bukanlah tentang bagaimana menafsirkan sebuah rasa. Melainkan cinta juga tentang kerelaan untuk menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan diri kita untuk kepentingan yang jauh lebih besar nantinya.

    “Entah kenapa perasaanku ini sudah pas banget sama dirinya.” 

    “Aku nggak mau kalo nggak sama kamu pokoknya.”

    “Aku tidak bisa hidup tanpamu.”

    Pernahkah kita mendengarkan beberapa kalimat diatas dalam aktifitas sehari-hari kita? Walau terdengar berlebihan, namun beberapa kalimat diatas sering kita dengar di beberapa sinetron televisi yang membahas tentang percintaan remaja. Topik tentang percintaan memang menjadi salah satu topik yang menarik untuk ditayangkan melalui televisi karena cukup banyak peminatnya, terutama dari generasi muda kita.

    Sayangnya minat yang besar dari masyarakat tentang topik percintaan ini tidak disertai dengan tanggung jawab dalam hal penyediaan konten. Minat besar yang harusnya digunakan untuk konten-konten yang positif dan mendidik, justru akhirnya dimanfaatkan untuk dieksplor lebih dalam. 

    Akhirnya banyak remaja yang salah dalam menafsirkan sebuah rasa. Dampaknya, membuat para remaja ini terlalu fokus pada perasaan mereka masing-masing seperti yang digambarkan dalam kalimat-kalimat di awal tadi. Hal ini akhirnya menghilangkan kepekaaan mereka untuk memahami rasa cinta dalam kaitannya dengan kepentingan lain yang jauh lebih besar.

    Lantas bagaimana seharusnya kita memaknai sebuah rasa? Mungkin kisah pejuang nasional Aceh dibawah ini dapat menjadi salah satu referensi tentang bagaimana kita menyikapi sebuah rasa
    Tjoet Nyak Meutia atau sering disebut juga Cut Mutia adalah pahlawan nasional Indonesia dari daerah Aceh. Ia dimakamkan di Alue Kurieng, Aceh. Ia menjadi pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 107/1964 pada tahun 1964.

    Awalnya Tjoet Meutia melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Tjik Tunong. Namun pada bulan Maret 1905, Tjik Tunong berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Sebelum meninggal, Teuku Tjik Tunong berpesan kepada sahabatnya Pang Nagroe agar mau menikahi istrinya.

    Tjoet Meutia kemudian menikah dengan Pang Nagroe sesuai wasiat suaminya dan bergabung dengan pasukan lainnya dibawah pimpinan Teuku Muda Gantoe. Pada suatu pertempuran dengan Korps Marechausée di Paya Cicem, Tjoet Meutia dan para wanita melarikan diri ke dalam hutan. 
    Tjoet Meutia kemudian bangkit dan terus melakukan perlawanan bersama sisa-sisa pasukkannya. Ia menyerang dan merampas pos-pos kolonial sambil bergerak menuju Gayo melewati hutan belantara. Namun pada tanggal 24 Oktober 1910, Tjoet Meutia bersama pasukkannya bentrok dengan Marechausée di Alue Kurieng. Dalam pertempuran itu Tjoet Meutia gugur.

    Kerelaan Cut Meutia mengikuti wasiat suaminya untuk menikah kembali dan meneruskan perjuangannya mengajarkan satu hal penting bagi diri kita. Bahwa ternyata rasa cinta tidak hanya tentang sebuah rasa antara dua orang saja, melainkan juga mengenai kerelaan untuk menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan demi masa depan.

    Pernikahan yang dilakukan kembali oleh Cut Meutia sepeninggal suaminya bukan mengindikasikan bahwa Cut Meutia tidak mencintai suaminya tersebut. Namun justru sebagai simbol bahwa sebesar apapun cinta yang mereka berdua rasakan, tetaplah harus dibangun diatas kesadaran tentang kepentingan yang jauh lebih besar, yaitu perjuangan melawan penjajah yang masih harus mereka tuntaskan. 

    Maka, kita boleh saja mencintai dan meluapkan rasa yang kita punya, namun jangan sampai hal tersebut dilakukan berlebihan yang akhirnya membuat kita melupakan hal-hal yang lebih besar disekitar kita. 


  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Quotes For You

    Kesalahan adalah bahan bakar utama untuk sebuah pembelajaran ~ivandhana~

    ADDRESS

    Jl Smapal No 53, Serpong, Tangerang Selatan

    EMAIL

    ivandhana@yahoo.com
    ivandhana@bambubiru.com

    TELEPHONE

    +201 478 9800
    +501 478 9800

    MOBILE

    08990567176
    017 775362 13