• Kesuksesan Karir dan Kehidupan


    Untuk bisa mendapatkan kesuksesan dalam karir dan kehidupan itu pada dasarnya butuh kesabaran. Karena kesuksesan adalah ujung akhir dari proses yang kita lakukan. Artinya, jika suatu hari kita berhenti di tengah-tengah sebuah proses, itu sama saja diri kita sedang berhenti meraih kesuksesan yang kita harapkan.

    Banyak orang yang mengagumi kesuksesan Soichiro Honda dalam mengembangkan bisnisnya. Namun, orang-orang tersebut tidak menyadari bahwa dibalik keberhasilan itu ada proses kegagalan panjang yang harus Honda lewati. Saat merintis bisnisnya, Soichiro Honda memang selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun tak pernah berhenti bersabar sembari terus berusaha menjalani prosesnya. 

    Soichiro Honda bukanlah siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru dan nilai sekolahnya pun selalu jelek. Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja di Hart Shokai Company. Bosnya, yaitu Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. 

    Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan pada Honda untuk membuka kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya. Di Hamamatsu prestasi kerja Honda makin meningkat. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga normal kembali. 

    Pada zaman itu, velg mobil para pelanggannya masih terbuat dari kayu, hingga kurang baik dalam hal meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan velg kayu itu dengan logam. Hasilnya luar biasa karena velg logamnya laku keras dan diekspor ke seluruh dunia. 

    Setelah menciptakan velg, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang sebaiknya dia pilih? Pikirannya tertuju kepada pembuatan Ring Piston yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. 

    Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah, ia langsung ke bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. 

    Berkat kerja kerasnya, desain Ring Piston Honda akhirnya diterima. Pihak Toyota memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan pabrik. Namun niatnya kandas karena kala itu Jepang sedang membutuhkan dana untuk modal perang sehingga tidak bersedia memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Namun, lagi-lagi musibah datang, setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.

    Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan karyawannya. Para karyawannya ini diperintahkan untuk mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat untuk digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya.

    Di tahun 1947 setelah perang, kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia mencoba memasang motor kecil pada sepeda dan ditunjukkan pada para tetangganya. Siapa sangka, akhirnya produk yang merupakan cikal bakal lahirnya kendaraan bermerk “Honda” itu sangat diminati. Mereka berbondong-bondong memesan sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda memutuskan mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. 

    Coba bayangkan bila di tengah-tengah proses yang Soichiro Honda pernah jalani itu, dia memutuskan untuk berhenti berusaha? Kira-kira bisakah Honda menjadi sukses seperti sekarang ini?

    Sama halnya dengan diri kita tatkala menjalani aktifitas kita. ketika kita menginginkan sesuatu untuk kita raih, pastikan kita mempersiapkan diri untuk menjalani prosesnya dengan konsisten dan sabar. Karena tanpa konsistensi dan kesabaran itu, kita bisa saja terlampau mudah berhenti menjalani prosesnya di tengah jalan. Hal ini membuat proses menuju kesuksesan yang mungkin sudah dekat saat itu jadi tak mampu kita lihat dan akhirnya kita pun tidak berhasil mendapatkan kesuksesan yang kita harapkan

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Quotes For You

    Kesalahan adalah bahan bakar utama untuk sebuah pembelajaran ~ivandhana~

    ADDRESS

    Jl Smapal No 53, Serpong, Tangerang Selatan

    EMAIL

    ivandhana@yahoo.com
    ivandhana@bambubiru.com

    TELEPHONE

    +201 478 9800
    +501 478 9800

    MOBILE

    08990567176
    017 775362 13