Kadang
aku merasa enak mungkin ya kalo dalam hidup kita tidak perlu merasakan sebuah
kesedihan tapi yang ada cuma kebahagiaan terus sepanjang hari”. Nia tiba-tiba
berkata kepada saya setelah cukup lama dia melamun. entah apa yang ada dalam
pikirannya saat ini hingga mendadak dia berkata demikian. Mendengar perkataan dari rekan saya Nia tadi,
sebuah senyuman kemudian terlintas di bibir saya. “kalimat klasik” pikir saya
dalam hati. Kalimat itu memang bukanlah
hal baru dalam telinga saya. Sudah kesekian kalinya saya mendengarnya dari
kawan-kawan saya lainnya. Siang itu saya dan Nia memang sedang bertemu di
tengah-tengah padatnya aktivitas organisasi kampus. Pertemuan kami tidak
disengaja karena hari ini awalnya saya merencanakan untuk segera pulang setelah
urusan saya di kampus selesai. Namun tanpa diduga saya bertemu dengan teman
saya Nia ini. Nia adalah kawan satu organisasi saya sejak dulu saya mahasiswa
baru. Kita pernah beberapa kali satu kepanitiaan di kampus. Karena pernah
beberapa kali berada dalam satu kepanitiaan itulah kami pada akhirnya dekat
sebagai teman. Sebagai seorang teman dan juga partner dalam organisasi kami
seringkali terlibat dalam sebuah forum diskusi mulai dari diskusi tentang
organisasi, kepanitiaan, isu-isu terkini hingga masalah kehidupan seperti pada
kesempatan kali ini.
“Emang
kamu yakin kalo hidup kamu bakal benar-benar enak kalo yang ada Cuma
kebahagiaan terus setiap hari?” Tanya saya sekaligus menanggapi kalimatnya
tadi. “Pasti lah, bayangin aja kita setiap hari bisa bangun tidur sampai tidur
lagi tanpa perlu merasakan kesedihan dan permasalahan kehidupan. Pasti hidup
kita tenang banget.” Jawab Nia dengan
penuh antusiasme dan keyakinan yang terpancar di wajahnya. “hmm ya ya. Terus
kalo kamu setiap hari merasakan bahagia, kapan donk kamu bersyukur atas
kebahagiaan yang kamu rasakan? Kan setiap hari udah bahagia terus. Pasti lama
kelamaan juga datar aja tuh” saya kembali menanggapi jawaban nia tadi. Kali ini
saya melihat raut wajah nia seakan berubah mendengar tanggapan saya tadi. Nia
terdiam beberapa saat sebelum kemudian dia pamit untuk meninggalkan saya di
kampus karena ada kelas beberapa saat lagi. Nia pergi tanpa memberikan komentar
atas tanggapan yang saya ungkapkan tadi. Dan momen beberapa menit inilah yang
menjadi bahan untuk saya bagi pada tulisan saya kali ini
Dalam
hidup kita setiap hari, ada kalanya kita merasakan sebuah kebahagiaan dan ada
kalanya pula kita merasakan sebuah kesedihan. hal ini lazim terjadi sesuai
dengan ketetapan Tuhan yang mengatakan bahwa segala sesuatu itu berjalan dengan
penuh keseimbangan. ada baik dan buruk, baik dan jahat, serta kebahagiaan dan
kesedihan.
Pernahkah
kita mencoba membayangkan apa jadinya apabila kita dapat merasakan sebuah
kebahagiaan tanpa perlu merasakan sebuah kesedihan? Tanpa kita sadari beberapa diantara kita
kadang pernah membayangkan kehidupan yang ideal versinya saat ini yaitu
kehidupan yang berjalan tanpa ada kesedihan. yang ada hanya kebahagiaan. pola
pikir seperti ini sering muncul dikepala kita ketika kita sudah terlalu terbebani
dengan kesulitan,kesedihan atau permasalahan yang mendera diri kita. beratnya
beban permasalahan di kepala kita ini terkadang membuat kita nyaris putus asa, pesimis
dan kemudian memunculkan pengandaian-pengandaian negatif yang bukannya malah
menguatkan, namun malah melemahkan kemampuan diri kita untuk menyelesaikan
setiap permasalahan itu.
Contoh
nyata dari pengandaian yang melemahkan itu seperti pola pikir bahwa kehidupan
ideal menurut kita adalah kehidupan tanpa adanya kesedihan, kesulitan dan kesengsaraan
itu. pengandaian seperti ini sebenarnya menurut saya sungguh merupakan
pengandaian yang tidak bertanggungjawab dan malah menunjukkan kelemahan diri
kita belaka. mana ada hidup tanpa kesulitan dan mana ada hidup tanpa kesedihan?
setiap kehidupan memiliki tingkat kesulitan dan kesedihannya masing-masing
karena memang itu sudah menjadi ketetapan dari Tuhan. tanpa pernah mengalami
kesedihan, kita takkan pernah tau bagaimana rasanya mengalami kebahagiaan itu
dan begitu pula sebaliknya. Tanpa mengalami sebuah kesedihan maka kebahagiaan
yang kita rasakan juga nantinya akan menjadi sebuah hal yang datar dan tidak
menarik lagi. itulah fungsinya dua hal bertolak belakang yang sering tercipta
di dunia ini, agar kita mampu memahami keduanya lebih baik dan meyakini bahwa
tanpa salah satu diantara kedua hal yang bertolak belakang itu, keduanya akan
menjadi sesuatu yang tidak berarti dan tidak menarik lagi bagi hidup kita
0 komentar:
Posting Komentar