• IMPIAN dan KUNCI KEBAHAGIAAN


         Masih ingatkah kita tentang cita-cita atau impian masa kecil? Mungkin impian menjadi dokter, polisi, tentara pernah singgah di benak kita. Seiring berjalannya waktu dan disebabkan oleh berbagai faktor, impian masa kecil kita makin lama makin kandas dan menghilang tak berbekas yang akhirnya membuat kita menjalani kehidupan yang jauh berbeda.

         Beberapa kali, di tengah sesi training yang saya jalankan, saya bertanya kepada peserta tentang apa impian mereka. Rata-rata peserta training yang saya tanya terkesan agak sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal berbeda ketika saya mencoba bertanya kepada anak-anak usia TK atau SD. Anak-anak tersebut seakan memiliki semangat dan antusiasme untuk menjawabnya. Kondisi ini tentunya sangat disayangkan, karena bagi saya pribadi dengan memiliki impian sebenarnya kita memiliki modal awal untuk mencapai apa yang jadi tujuan kita dan selangkah lebih dekat untuk mendapatkan kesuksesan yang kita impikan

          Saya pernah membaca suatu kutipan yang mengatakan bahwa “impian adalah nyawa sebuah kesuksesan”. Bagi saya, dengan memiliki impian, hidup kita akan jadi lebih terarah dan kita memiliki tujuan didalam kehidupan. Namun pengalaman saya beberapa waktu lalu ketika membaca salah satu hasil survey tentang impian ternyata membuka pandangan saya lebih luas, yaitu impian tidak hanya merupakan nyawa dari kesuksesan, melainkan juga merupakan salah satu faktor pemicu lahirnya kebahagiaan.

          Survei dari Global Dreams Index Survey tahun 2016 mengungkapkan bahwa separuh populasi perempuan di dunia menyerah akan mimpi-mimpi mereka dan tidak puas atas kehidupan yang mereka jalani saat ini. Dari hasil survei terhadap 5.400 perempuan di 14 negara, 3 dari 5 perempuan tidak mengejar mimpi atau pun tidak puas dengan kehidupan mereka. Bahkan di Asia, banyak perempuan yang kurang puas dengan kehidupan saat mereka tumbuh dewasa.

         Ada beberapa kendala utama dalam mewujudkan mimpi masa kecil para perempuan Indonesia, yaitu terbatasnya dukungan finansial, rasa takut untuk keluar dari zona nyaman, dan takut untuk tidak mencapai definisi sukses pada umumnya. Namun, uniknya sebanyak 82 persen perempuan di seluruh dunia yang mengejar mimpinya merasa telah puas dengan hidupnya dan mereka sangat yakin dengan definisi sukses secara personal, yaitu melakukan sesuatu yang dicintai.

           Artinya seseorang yang memiliki impian yang sedang maupun telah selesai diperjuangkan memiliki kemungkinan lebih besar untuk hidup lebih bahagia ketimbang orang-orang yang tidak pernah membuat impian semasa hidupnya. Mengapa bisa demikian? pernahkah rekan-rekan merasa menjalani rutinitas yang hanya itu-itu saja cenderung membuat diri kita bosan? Apakah rasa bosan tersebut bila kita biarkan mampu menumbuhkan kebahagiaan? Tentu tidak, bukan? Nah, penjelasan sederhananya bagi saya seperti itu.

           Ketika kita hidup tanpa impian ataupun tujuan, kita akan cenderung menjalani hidup sekadarnya saja sehingga terkesan monoton yang efeknya akan menimbulkan rasa bosan, hidup datar dan perasaan kurang bahagia. Sebaliknya, mereka yang memiliki impian cenderung memiliki kehidupan yang menantang karena mereka akan terus terpacu untuk mengeluarkan usaha dalam upaya menggapai impiannya. Inilah yang membuat hidup mereka jadi menarik dan berwarna yang akhirnya akan meningkatkan potensi kebahagiaan didalam hidup mereka.


    Jadi, yuk kita bermimpi sembari terus berupaya meraihnya agar kita mendapatkan kebahagiaan kita.


    ingin ngobrol langsung dengan saya? silahkan follow twitter/ Instagram/path : @ivandhana dan facebook : @ivandhana

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Quotes For You

    Kesalahan adalah bahan bakar utama untuk sebuah pembelajaran ~ivandhana~

    ADDRESS

    Jl Smapal No 53, Serpong, Tangerang Selatan

    EMAIL

    ivandhana@yahoo.com
    ivandhana@bambubiru.com

    TELEPHONE

    +201 478 9800
    +501 478 9800

    MOBILE

    08990567176
    017 775362 13